Flying Angel Heart

PENGUNJUNG

Minggu, 26 Maret 2017

7 LANGKAH CUCI TANGAN

Prakerin SMK Farmasi HKTI Banjarnegara

Semangat Belajar...Belajar dan Belajar terus

Penyuluhan Dagusibu Puskesmas Purbalingga

Penyuluhan DaGuSiBu di unit farmasi Puskesmas Purbalingga
Dapatkan
GUnakan
Simpan
Buang
OBAT DENGAN CARA YANG BENAR
GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT

Rapat TIM UKP

Rapat Tim UKP dalam pembuatan dokumen Akreditasi puskesmas purbalingga

Rapat Unit YanKes

Rapat unit pelayanan kesehatan di Puskesmas purbalingga , membahas tentang masalah-masalah yang ada di pelayanan , kritik dan saran dari pasien semua di cari solusinya dan ada rencana tindak lanjut untuk masalah tersebut kemudian bulan berikutnya di evaluasi

Proses pembuatan kotak saran

Proses Kegiatan Pemetaan Tenaga

Pemetaan tenaga butuh data profil dari semua karyawan puskesmas purbalingga, dari data tersebut di olah antara standar kompetensi tenaga kesehatan dengan kondisi real yang ada di puskesmas kemudian ada Rencana Tindak Lanjut,Monitoring,Evaluasi,Tindak Lanjut

Rapat PKP Puskesmas Purbalingga

Rapat Penilaian Kinerja Puskesmas di awali dengan pembuatan Pedoman PKP,Kerangka Acuan,SK,SOP untuk dokumen telusurnya adalah Notulen dg menggunakan PDCA, Daftar hadir, Foto rapat dan hasil pelaksanaan,

Proses Penyusunan MMD dan SMD dengan Bidan Kelurahan

Kegiatan SBH Puskesmas Purbalingga

Saka Bkhti Husada Kak Ragil menjelaskan tentang Krida Bina Obat Dg 5 SKK

Supervisi dari Dinkes Provinsi tentang management Puskesmas

Ibu enny dr dinkes provinsi yg ramah dan sangat membimbing kita dlm menuju Akreditasi Puskesmas Purbalingga beliau mengajari kita tentang management puskesmas, dari pembuatan PKP, RUK dll

Apel Pagi Puskesmas Purbalingga

Di Purbalingga Setiap tanggal 18 memakai seragam baju adat jawa

Senam Jumat Pagi Puskesmas Purbalingga

Sabtu, 25 Maret 2017

MATERI SAKA BAKTI HUSADA KRIDA BINA OBAT SKK TANAMAN OBAT KELUARGA

Pengertian TOGA : Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Pemanfaatan TOGA : untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum :
  • Demam panas
  • Batuk
  • Sakit perut
  • Gatal-gatal
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
  • Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat . Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
  • Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman baik dengan tabulapot (tanaman budi daya pot) atau tabulakar(tanaman budi daya pekarangan).
  • Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak (apotek hidup dan warung hidup)
  • Jenis tanaman yang hampir punah
  • Jenis tanaman yang masih liar
  • Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
Di zaman serba canggih dan modern ini, tanaman obat masih cukup populer dan digemari oleh masyarakat, terutama oleh lapisan masyarakat menengah ke bawah dan juga kelompok masyarakat yang menyadari dengan benar beragam fungsi dibalik macam-macam tanaman obat yang ada dan tunbuh dengan baik di lahan Indonesia.
Tanaman obat tidak memberikan efek negatif atau efek samping yang lebih banyak daripada obat-obatan modern yang diolah dari berbagai macam bahan kimia. Di Indonesia, ada begitu banyak tanaman obat yang berkualitas tinggi dan bermanfaat sebagai obat herbal alami.
Macam – Macam Tanaman Obat Keluarga
Macam-macam tanaman obat keluarga atau lebih dikenal sebagai TOGA (Tanaman Obat Keluarga) merupakan tanaman yang diperoleh dari hasil budidaya rumahan yang cukup berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat sengaja ditanam di atas sepetak tanah, baik di halaman rumah, di kebun maupun ladang yang nantinya akan dimanfaatkan secara pribadi sebagai tanaman obat keluarga.
Sejarah TOGA telah berkembang sejak lama, berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, Cina, Inggris hingga ke Indonesia. Ada cukup banyak jenis tanaman obat yang masih digunakan hingga saat ini, diantaranya adalah:
  1. Daun dewa biasa dimanfaatkan untuk mengobati muntah darah bahkan pembengkakan yang terjadi pada payudara
  2. Seledri dan belimbing merupakan tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati hipertensi
  3. Kelor merupakan jenis tanaman obat yang baik untuk mengobati demam serta panas dalam
  4. Daun bayam duri bisa menjadi obat alternatif untuk mengatasi anemia
  5. Kangkung dapat mengatasi masalah sulit tidur yang kerapkali mengganggu waktu istirahat
  6. Pacar cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kelamin sedangkan Saga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi sariawan serta mengobati batuk
Semua TOGA di atas, cukup Anda ambil dedaunannya saja. Selain berbagai jenis tanaman obat keluarga, kenalilah macam-macam tanaman obat dan manfaatnya di bawah ini:
  1. Temulawak
Temulawak merupakan tanaman obat asli khas Indonesia yang telah dimanfaatkan sejak lama oleh leluhur kita, secara turun temurun, temulawak dimanfaatkan untuk mengobati sakit kuning, perut kembung, maag dan membantu menstabilkan tekanan darah, dan juga baik untuk meningkatkan sistem kekebalan atau imunitas tubuh.
  1. Jahe
Sejak zaman dahulu, rimpang jahe dimanfaatkan untuk mengatasi keluhan masuk angin, mabuk kendaraan serta sakit kepala dan pusing. Kandungan antioksidan yang terdapat di dalam rimpang jahe bermanfaat untuk memperlambat proses penuaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menghambat oksidasi kolesterol.
  1. Bawang Putih
Memiliki manfaat yang sangat beragam, dapat dimanfaatkan untuk mengobati flu, batuk, dan mampu membunuh bakteri serta virus jahat yang menyebabkan penyakit. Penelitian menunjukkan jika konsumsi bawang putih dapat membantu menurunkan kolesterol tinggi yang mana dapat mengurangi risiki hipertensi dan penyakit jantung.
  1. Sambilito
Hasil dari penelitian mengatakan jika kandungan Andrigrapholide, senyawa lakton diterpenoid bisiklik yang terdapat di dalam sambilito bersifat melindungi hati serta terbukti efektif menjaga kesehatan hati dari berbagai efek negatif parasetamol maupun galaktosamin, sambiloto juga mampu memperlambat pertumbuhan serta perkembangan sel kanker.
  1. Cengkeh
Bermanfaat untuk mengatasi berbagai keluhan seputar kesehatan, seperti sakit kepala, sakit gigi, mual dan muntah, masuk angin, perut kembung dan gangguan pada pencernaan, kolera, asma serta membantu memperlancar sirkulasi darah dan senantiasa selalu mengatur suhu tubuh.
Macam-macam tanaman obat, dari tanaman obat keluarga yang memang sengaja ditanam untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan keluarga hingga beberapa jenis tanaman obat yang populer dan sampai saat ini masih dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya obat-obatan.

Fungsi TOGA :
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
  1. Upaya preventif (pencegahan)
  2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
  3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) selain itu juga berfungsi untuk
Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
  1. Sarana untuk pelestarian alam.
  2. Pelestarian tanaman bermanfaat, Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
  3. Penghijauan.
  4. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
  5. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
  6. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
  7. Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia nabati sebagian masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung dari tempat tumbuh alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman obat masih terbatas pada jenis-jenis tertentu. Penambangan simplisia tanpa pertimbangan atau pengelolaan yang baik demi kesetimbangan alam, akan dapat mengakibatkan kelangkaan. Bahkan sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan tumbuh, dapat menimbulkan dampak (akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
            Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
           Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai, antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :

Pengelolaan Tanah
            Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik, kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan baik.
Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).
Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi (Thymus vulgaris)
Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik, terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti Cabe (Capsicum annuum ).

Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat) waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara lain :
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba). Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain: memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik dan kimia, seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada kandungan alkaloida pada tanaman tembakau (Nicotiana tobacum). Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah:
Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan sementara.
Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah tempat tumbuh.
Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban tanah dapat tetap sesuai, dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe (Zingiber officinale) pemberian mulsa   jerami dapat menaikkan hasil sebesar 35% .
Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.
Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing (Orthosiphon stamineus).
Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar Pule pandak (Rauwolfia serpentina).
 Pemungutan Hasil (Panen)
Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kwantitas dan kwalitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu konstan sepanjang tahun atau selama tanaman siklus hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak (Rheum officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang dirubah menjadi antrakinon pada musim panas. Umur tanaman juga umumnya merupakan faktor penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan.
Beberapa penentuan (pedoman) saat panen:
Bagi tanaman Empon-empon (familia Zingiberaceae), panen dilakukan umumya pada saat bagian tanaman diatas tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim kering,dan jika yang diambil akarnya. Misalnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
  • Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius).
  • Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh     (Eugenia caryophyllata).
  • Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.
  • Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
  • Kulit diambil sewaktu bertunas

PRAMUKA PENEGAK

PENGERTIAN TAMAN OBAT KELUARGA taman Obat Keluarga disingkat TOGA adalah sebidang tanah, baik dihalaman rumah, kebun ataupun yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat . bagi Rumah yang tidak memiliki halaman yang luas TOGA dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pot atau bahan bekas seperti ember, kaleng bekas cat dan lain sebagainya.
FUNGSI TAMAN OBAT KELUARGATOGA dapat digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit. Sebagai penurun panas, obat cacing, obat mencret dan sebagainya. Apabila setelah diobati dengan TOGA, penyakitnya belum berkurang, maka pelu segera dibawa ke Puskesmas yang terdekat. Selain untuk mengobati penyakit, TOGA dapat pula dipergunakan untuk pencegahan penyakit maupun peningkatan derajat kesehatan.Fungsi Taman Obat Keluarga antara lain untuk :1.Memelihara kesehatanRamuan obat tradisional yang sering dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan antara lain :
cabe lempuyang, beras kencur, madu telur dan lain sebagainya.2.Mengobati penyakitBanyak tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit antara lain : kina untuk malaria, temu hitam untuk obat cacing, jeruk nipis untuk obat batuk dan lain sebagainya.3.Mencegah penyakitOrang dulu sering menggunakan minyak sereh untuk menghalau nyamuk terutama di daerah malaria, rebusan daun kumis kucing untuk mencegah batu ginjal, kunyit untuk mencegah maagdan lain sebagainya.4.Memulihkan kesehatanBiasanya sehabis menderita penyakit nafsu makan perlu diusahakan agar menjadi normal seperti sebelu menderitasakit. Tanaman obat banyak memberikanpertolongan untuk meningkatkan nafsu makan seperti ramuan yang bahan bakunya mengandung temu hitam. Untuk menambah darah perlu dipacu dengan banyak makan sayur seperti bayam dan zat putih telur seperti telur ayam.5.Memperbaiki gizi keluargaBeberapa tanaman obat adalah tanaman penghasil buah-buahan atau sayuran, seperti papaya, pisang, buah pare, daun katuk, dan lain sebagainya. Bagian tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki gizi keluarga.6.Pelestarian alamDengan menanam tanaman obat, terutama tanaman yang dinyatakan hamper punah seperti : temu putih, pulasari, gaharu dan lain sebagainya, maka upaya ini dapat diartikan upaya untuk melestarikan tanaman obat. Di samping itu menanam tanaman yang banyak digunakan untuk pembuatan obat, merupakan upaya untuk mencegahpunahnya beberapa tanaman Indonesia.MACAM TANAMAN OBAT
1.Jenis tanaman obat sering digunakan antara lain: kumis kucing, pegagan, jahe, kunyit, jeruk nipis, jambu biji, daun wungu, beluntas, asam, lidah buaya, saga, temu lawak, pare, papaya, pisang, sembung, sirih, temu kunci, ubi jalar dan lain sebagainya.
2.Bagian tanaman yang digunakan



Toga atau kependekan dari Taman Obat Keluarga, merupakan lahan atau tempat yang digunakan untuk budidaya tanaman yang berkhasiat obat untuk memenuhi kebutuhan obat keluarga.
Tanaman berkhasiat obat sudah digunakan sejak jaman nenek moyang sebelum adanya obat dari bahan kimiawi. Banyak orang mengenal tanaman obat sebagai jamu (jawa). Pemanfaatan tanaman toga tidak mempunyai efek samping seperti halnya mengkonsumsi obat kimiawi.
  • Fungsi Toga
Taman Obat Keluarga (TOGA) selain berfungsi sebagai pelestari tanaman berkhasiat obat juga berfungsi sebagai taman rumah tangga yang mampu menghasilkan oksigen (O2).
Tanaman toga selain sebagai media penyembuh juga dapat dipergunakan sebagai media untuk terapi, perawatan tubuh dan penghangat badan. Dalam mengenal toga yang harus diperhatikan adalah cara memperlakukan bahan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat atau sesuai kebutuhan kita. Dalam dunia pengobatan ada pengobat alternatif yang menggunakan tanaman toga sebagai media pengobatan, dalam hal ini perlu adanya keterampilan dan pemahaman dalam meracik/meramu tanaman berkhasiat obat.
  • Budi Daya Toga
Dalam pembudidayaannya tanaman toga tidak memerlukan lahan yang luas, cukup dengan sebidang tanah pekarangan rumah atau dengan pot seperti halnya tanaman hias. Struktur tanah tidak berpengaruh banyak terhadap pembudidayaan toga, yang terpenting adalah perawatan dan pemupukan yang teratur sehingga nutrisi dari tanaman dapat terpenuhi.
Budi daya toga di lingkup rumah tangga dapat dimulai dari tanaman yang dapat dimafaatkan sehari-hari baik sebagai bumbu masak atau sekedar bahan minuman penghangat badan.
Beberapa contoh tanaman yang biasa di tanam/dipergunakan untuk bumbu masak di lingungan rumah tangga : jahe, lengkuas (laos), sere, jeruk nipis, lidah buaya, pepaya, jambu biji dll. Walaupun hanya dilihat sebagai tanaman buah, pepaya dan jambu biji adalah salah satu sumber tanaman berkhasiat obat.
Budi daya toga dalam ruang lingkup usaha dapat menghasilkan peluang usaha yang dapat meraup keuntungan yang tidak sedikit.
Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya tanaman toga sesuai standar yang diberlakukan Departemen Kesehatan adalah :
  1. Lahan dan iklim yang cukup baik
  2. Bibit
  3. Cara budi daya
  4. Cara pengawetan
  5. Cara penyimpanan
  • Cara Panen
Pada saat panen (kalangan usaha) atau pemanfaatan toga (dalam lingkup keluarga) yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Buah           : diambil yang sudah masak
  2. Daun           : yang sudah membuka sempurna, terletak pada cabang/batang yang langsung terkena sinar matahai.
  3. Daun Muda : diambil di ujung cabang/ranting, warnanya lain dari daun yang tua (warnanya lebih muda/cerah dari daun yang lain)
  4. Rimpang      : diambil di musim kering dengan tanda-tanda mengeringnya bagian atas tanaman.
  5. Kulit kayu   : diambil pada saat tanaman cukup umur dan dilakukan pada musim kering.
  6. Biji              : dari buah yang sudah tua mengering/yang telah pecah
  • Pembuatan simplisia
Simplisia adalah bahan baku obat tradisional.
Adapun cara perlakuan hasil toga adalah sebagai berikut :
  1. Pencucian
Tujuan pencucian adalah untuk memisahkan debu dan kotoran terutama tanah
  1. Pembentukan
  1. Rimpang/buah : diiris tipis, dijemur
  2. Kayu, kulit : dipotong sesuai ukuran lazim
  3. Daun, biji, bunga dll : langsung dikeringkan
  1. Pengeringan
  • Daun, bunga, irisan rimpang, irisan buah, bahan lain yang mudah dikeringkan dengan cara dianginkan atau di jemur langsung.
  • Untuk tanaman yang bergetah disarankan untuk dikeringanginkan terlebih dahulu agar kandungan alami dalam tanaman tidak menguap atau hilang.
  • Penjemuran tidak boleh langsung bersentuhan langsung dengan tanah dan logam, harus diberi alas anyaman bambu atau sejenisnya.
  • Bagian tanaman yang berupa kulit, batang, akar dan sejenisnya dikeringkan langsung di bawah sinar matahari atau dalam oven
  1. Pengemasan
Pengemasan dapat dilakukan dengan karung plastik/goni. Yang perlu diperhatikan adalah apabila menggunakan bahan yang tidak dapat dilewati air harus ditambahkan bahan yang mampu menyerap uap air, contoh untuk kantong plastik di dalamnya ditambah kertas untuk menyerap uap air. Hal itu dimaksudkan agar embun/uap air yang dikeluarkan dari simplisia tidak menempel di simplisia lagi karena akan menyebabkan tumbuhnya jamur.
Setelah dikemas karung simplisia baiknya diberi label untuk memudahkan pembedaan dengan simplisia lainnya.
  • Contoh Toga dan Manfaatnya
No
Tanaman
Fungsi
Cara Pemanfaatan

Jeruk Nipis Obat Batuk Air perasan buah di tambah kecap manis diminum

Pare Kencing manis, penambah nafsu makan Pare diparut, diambil airnya diminum 1-3 kali sehari (± ¼ gelas belimbing)

Pepaya Pencahar Buah matang dimakan langsung
Penambah nafsu makan dan perbaikan pencernaan Daun papaya ditumbuk halus, diambil airnya, diminum.

Jambu Biji Diare Daun jambu muda dimakan bersama dengan garam sedikit.Atau daun jambu biji ditumbuk, tambah air matang dan garam sedikit, diperas dan diminum airnya.

Lidah buaya Luka bakar Ambil getah daun lidah buaya oleskan pada luka bakar/melepuh

Sirih Mimisan Ambil daun, gulung, potong ujungnya masukkan ke dalam hidung
Anti biotik/septik Daun sirih direbus/diseduh air panas, minum dalam keadaan hangat
Penghenti pendarahan Ambil daun sirih, hancurkan dan tempelkan pada luka. (tidak untuk luka yang dalam)

Bawang Merah Demam pada anak Bawang merah diparut, air jeruk nipis, garam dan minyak kelapa dicampur, kompreskan pada ubun-ubun

Ubi Jalar Bisul Daun ubi muda digilas dengan kedua telapak tangan sampai hancur, tempelkan pada bisul

Jahe Memar Jahe ditumbuk, tempelkan pada memar

Kencur Memar Jahe ditumbuk, tempelkan pada memar
Obat Batuk Bila suka dikunyah mentah/ ambil airnya tambah air, diminum

Kunyit Sakit perut Parut empu kunyit, ambil airnya tambah garam sedikit, minum
Sakit perut saat datang bulan Kunyit diparut, tambah air dan peras tambahkan gula merah, minum

Pisang Luka Ambil getah pohon pisang oleskan pada luka
Penutup luka bakar Daun pisang muda digunakan untuk penutup luka bakar akan meberikan efek dingin

Kelapa Keracunan Air kelapa hijau/muda apabila diminumkan pada penderita keracunan akan menimbulkan rasa mual dan memuntahkan racun yang tertelan
Luka Kulit ari batang daun kelapa (emput: jawa) dikerok ditempelkan pada luka

Jarak pagar Sakit pada gigi berlubang Ambil getah pohon jarak tambahkan garam sedikit tempelkan pada gigi berlubang

Jambu biji merah Peningkat Hb Makan daging jambu biji merah akan menambah kandungan Hb bagi penderita DBD
Materi Taman Obat Keluarga
Pendidikan Dasar Satuan Karya Bakti Husada